Senin, 25 Juli 2011

Menyelam, Olah Raga Juga Rekreasi

"Ih .. kok gak takut sih nyelam? Kan berbahaya tuuh.."
"Gue kan gak bisa berenang, gimana mau nyelem?"
"Ah… ntar kulit gue jadi item.. lagian di laut kan bikin lengket, rambut rusak.."
"Itu kan cocoknya buat cowok, liat aja alat-alatnya yg berat-berat gitu"
"Takut ah.. ntar di makan hiu"
Itu tadi beberapa komentar dari teman-teman wanita saya bila diajak menyelam ataupun mengetahui kalau saya melakukan aktivitas ini. Dan sepertinya komentar-komentar itu sudah menjadi "mitos"nya menyelam.
Jangan Takut Menyelam

Tidak ada yang perlu ditakutkan saat menyelam. Karena menyelam merupakan kegiatan petualangan di luar ruang yang amat menyenangkan. Kecelakaan mungkin saja terjadi, tetapi itu sangat kecil dibandingkan dengan aktivitas luar ruang lainnnya seperti rafting, panjat tebing, naik gunung atau ski. Menyelam itu sangat aman, asalkan dilakukan sesuai dengan prosedur dan "pakem" yang sudah ditetapkan.
Putri, blogger yang tinggal di Karawaci, justru merasakan manfaat menyelam dapat mengurangi ketakutannya (phobia) terhadap laut, karena ternyata di bawah laut itu indah. Pengalaman pertamanya menyelam membuatnya selalu ingin kembali menjelajahi dunia bawah air.
Mengenai anggapan bahwa untuk belajar menyelam harus jago berenang seperti layaknya seorang atlet renang, sebenernya tidak perlu seperti itu. Yang penting adalah tahu bagaimana cara berenang. Selebihnya ketrampilan itu bisa diasah agar lebih mahir lagi.
Menyelam sudah pasti dapat juga dinikmati oleh wanita. Karena menyelam adalah ketrampilan yang bisa dipelajari dan dilatih. Alatnya tidak berat seperti yang dibayangkan. Saya saja yang terbilang mungil ini bisa kok melakukannya :D. Kalau dulu, memang menyelam didominasi pria, tapi sekarang jumlah penyelam wanita dan pria hampir sama. Bahkan beberapa wanita pun sudah ada yang sampai ke jenjang instruktur.

Hani, blogger asal Lombok yang saat ini sedang mengambil Master di Hamilton, New Zealand, bahkan sudah mulai menyelam saat usianya masih 13 tahun dan selama hampir 20 tahun masih menekuni aktifitas ini. Ia merasa bahwa dunia bawah laut adalah dunianya.
Kulit menjadi hitam atau lengket dan rambut rusak, tidak perlu dikhawatirkan. Sehitam-hitamnya kulit kita (orang Indonesia) terkena matahari, tidak akan seperti orang-orang ras Negroid. Lagipula itu hanya bersifat sementara karena toh akan kembali seperti semula. Dan sekarang sudah banyak sekali produk-produk perawatan untuk badan, rambut dan kulit. Bukankah tidak menyelampun kebanyakan wanita juga memakai produk-produk tersebut?
Takut dimakan hiu? Sebenernya kebanyakan jenis ikan hiu tidaklah agresif. Great White Shark yang kadang ditemukan di pantai selatan Australia dan dapat dikategorikan sebagai jenis hiu yang sangat berbahaya itupun jarang ditemui. Kebanyakan para penyelam jarang bertemu ikan hiu. Sedangkan mereka yang pernah bertemu secara tak sengaja justru terkesan dengan "kecantikan" dan keanggunan si ikan hiu, dan tidak merasa terancam. Ikan-ikan hiu yang umumnya ditemui penyelam pada dasarnya adalah pemalu dan enggan untuk di dekati.
Jadi tidak ada alasan bagi wanita untuk tidak melakukan aktifvtas menyelam bukan? Retno, blogger yang saat ini tinggal di Belanda, cuma berkomentar, "Enak gila!", saat ditanya bagaimana rasanya menyelam. Gak beda jauh dengan Retno, Putri pun berkomentar, "Rasanya sejuta! saat menjatuhkan badan dengan back roll dari kapal ke air". Sedangkan Hani merasa "Cool!" saat menyelam.
Jenis Penyelaman
Sebenernya apa dan bagaimana sih menyelam itu? Menyelam, secara umum bisa dibagi menjadi 3 jenis, yaitu snorkeling, free diving dan scuba diving.
Snorkeling. Seperti namanya, penyelam memakai masker (kacamata selam), snorkel (alat untuk jalan masuknya udara) dan fin (kaki katak) untuk melakukan aktivitas berenang yang sebagian besar di lakukan di atas permukaan air dan melihat apa yang ada di bawah permukaan air.

Free Diving. Snorkeling kadang-kadang dikenal juga sebagai free diving. Istilah free diving ini digunakan ketika penyelam menyelam sambil menahan nafas selama beberapa waktu berada di bawah permukaan air. Aktivitas umum yang dilakukan para free divers antara lain spear fishing, fishing, memotret dan berbagai kompetisi free diving. Untuk aktivitas memotret menjadi lebih mudah karena dengan free diving tidak akan menimbulkan gelembung udara sehingga lebih mudah untuk bisa mendekat ke obyek yang akan di foto. Tapi tentu saja untuk melakukan aktivitas ini dibutuhkan kemampuan untuk menahan napas dengan baik dan benar.
Scuba Diving, merupakan kegiatan di bawah permukaan air yang dilakukan dengan alat bantu untuk bernafas di dalam air yaitu SCUBA (Self Contained Underwater Breathing Apparatus). Sistem ini pertama kali dirancang oleh Jacques Cousteau, dimana udara yang bertekanan tinggi dimasukkan ke dalam tabung/tangki udara kemudian tekanannya dikurangi, dimampatkan, disaring dan dipompa sehingga bisa dihirup layaknya kita bernapas di atas permukaan air. Jadi salah kalo ada yang beranggapan bahwa udara yang di hirup penyelam adalah oksigen murni.
Menyelam dengan scuba merupakan aktivitas yang banyak dilakukan oleh para penyelam, karena ketrampilan ini bisa digunakan untuk berbagai tujuan antara lain :
1. Penyelaman untuk tujuan pertahanan dan keamanan negara, antara lain penyelaman untuk tugas-tugas tempur maupun kemanusiaan, seperti SAR (Search and Rescue). Penyelaman jenis ini banyak dilakukan oleh militer.
2. Penyelaman Komersial (Commercial Diving).
Penyelaman yang dilakukan oleh penyelam professional untuk melakukan kegiatan seperti konstruksi bawah air, penambangan lepas pantai, pengangkatan kapal tenggelam dan lain-lain. Untuk melakukan penyelaman ini dibutuhkan sekolah khusus untuk menjadi commercial diver.
3. Penyelaman Ilmiah (Scientific diving).
Penyelaman yang dilakukan untuk kepentingan ilmu pengetahuan yang ada di bawah air, seperti penelitian, biologi laut, geologi, kedokteran hiperbarik, arkeologi dan ilmu-ilmu kelautan lainnya. Retno yang sarjana Perikanan dan Ilmu Kelautan, saat masih mejadi mahasiswa, beberapa kali melakukan penyelaman jenis ini, antara lain ekspedisi monitoring terumbu karang dan juga aktif di penelitian.
4. Penyelaman Olah Raga/rekreasi (sport/recreation diving).
Penyelaman inilah yang paling banyak diminati, karena selain sebagai sarana olah raga juga untuk kepentingan rekreasi atau wisata bawah air.

"Selalu ada kenikmatan sendiri setiap kali menyelam yang kadang-kadang susah diungkapkan dengan rangkaian kata-kata," ungkap Hani. "Dengan menyelam orang bisa lebih mengenal keindahan laut", komentar Putri.
Scuba Diving merupakan kegiatan yang sangat aman bila dilakukan dengan benar dan sangat memperhatikan prosedur keselamatan. Bila tidak, Scuba Diving bisa menjadi kegiatan yang beresiko tinggi baik bagi kesehatan dan keselamatan sang penyelam.
Agar dapat menyelam dengan scuba, seseorang harus mengikuti pelatihan/kursus menyelam hingga memperoleh sertifikat. Melalui kursus ini seorang calon penyelam akan dilatih dan dibekali dengan pengetahuan tentang seluk beluk penyelaman dengan scuba. Sertifikasi penyelaman dengan scuba dibagi dalam beberapa tingkat/jenjang kemahiran, mulai dari pemula (Open Water Diver), lanjutan (Advance Open Water), Rescue Diver, Master Scuba Diver hingga mencapai jenjang instruktur.
Hani, Putri, Retno dan saya sendiri, sepakat bahwa menyelam itu menyenangkan dan selalu menimbulkan rasa kangen bila lama tidak menjelajah dunia bawah air. Dan tidak usah jauh-jauh, negara kita memiliki sumber daya alam bawah air yang sangat indah dan kelas dunia. Kalau penyelam-penyelam asing menjadikan Indonesia sebagai tujuan mereka menyelam, kenapa kita tidak?
Yuk menyelam, Olah raga sekaligus rekreasi.*** (itha)

1 komentar: